Sudah cukup lama film Quentin Tarantino tidak menyapa para penggemarnya di layar lebar, terakhir kali Tarantino membuat sebuah film dengan koleganya Robert Rodriguez 2 tahun yang lalu yaitu, Grindhouse (Death Proof). Tetapi film tersebut tidak mendapat hati di dalam kalangan para kritikus film dan kemudain juga flop di tangga box office. Kini setelah beberapa tahun, Tarantino kembali dengan sebuah film komedi perang, Inglorius Basterds.
Inglorius Basterds bercerita tentang sebuah pasukan dinas rahasia Amerika yang ditugaskan di Eropa, khusus untuk membunuh para tentara Nazi. Pasukan ini dipimpin oleh Letnan Aldo Raine (Brad Pitt), seorang Yahudi-Amerika keturunan suku Indian Apache. Suatu hari muncul kesempatan untuk membunuh petinggi-petinggi Nazi, termasuk Adolf Hilter yang menghadiri sebuah premier film, tentunya kesempatan ini tidak dilewatkan kelompok Basterds untuk menghabisi para pemimpin Nazi sekaligus mengakhiri perang.
Film ini dibagi atas 4 chapter yang masing-masing menitikberatkan pada sebuah peristiwa tertentu (sama seperti serial televisi). Hal ini bisa dibilang sebagai salah satu keunggulan film ini, dengan metode seperti ini, Tarantino berhasil membuat para aktor mengembangkan setiap karakter dengan baik, sehingga hampir semua aktor dalam film ini dapat menjalankan perannya dengan sangat baik, kredit khusus patut diberikan kepada Christoph Waltz ia berhasil menghidupkan karakter antagonis dengan sangat baik sebagai Kolonel Hans Landa. Tetapi hal ini juga sekaligus merupakan kelemahan dari film tersebut, dengan porsi karakter lain yang sama-sama besar kita jadi tidak merasa bahwa ini merupakan film “The Basterds” sang pemeran utamanya menjadi seperti pemeran pendukung saja. Hal lain yang patut diperhatikan juga adalah bahwa film ini berdiri sendiri dari kenyataan sejarah yang ada, contohnya di film ini diceritakan Hilter dibunuh oleh kelompok Basterds ketika perang masih berlangsung, padahal Hilter diduga bunuh diri di kediamannya (Sarang Elang) bersama istrinya ketika perang sudah menjelang akhir. Lalu para Basterds juga sudah mengetahui bahwa para Yahudi ditangkap dan disiksa di kamp konsentrasi oleh tentara Nazi, padahal faktanya kamp konsentrasi baru ditemukan ketika tentara Amerika memasuki wilayah Jerman.
Terlepas dari hal-hal diatas, Inglorius Basterds adalah film yang menghibur khas Tarantino, dipenuhi oleh adegan-adegan kekerasan dan juga komedi tetapi tetap dapat menjaga tensi ketegangan film ini. Tarantino juga kembali berhasil membuktikan dirinya sebagai sutradara “anti-hollywood”, film Inglorius Basterds jelas bukan tipikal Hollywood, yang menyediakan adegan “aksi dan cengeng” secara berlebihan. Bahkan untuk penonton awam mungkin akan mengantuk mendengarkan percakapan yang berlarut-larut, tetapi inilah film Tarantino, ia ingin agar semua aspek terlihat secara sempurna dan jelas. Satu hal lagi yang patut dipuji adalah score dan musik dari film ini, Tarantino secara sempurna telah menghidupkan film ini melalui musik rock 80-90 an.
Jadi bagi anda yang merupakan penggemar Tarantino, penyuka film kekerasan, komedi dan menikmati kualitas akting kelas wahid, maka Inglorius Basterds merupakan film yang cocok untuk anda.
///////Mohon perhatian film ini sebaiknya hanya ditonton oleh orang yang berumur 17 tahun ke atas karena syarat dengan adegan kekerasan dan seksual.
Selasa, 20 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
W setuju dgn yg ud diuraikan di atas, di mana stp chapter menitik berat kan pd sbh peristiwa dan memperliatkan karakteristik maupun aura dr stp aktor..
BalasHapusFilm yg disajikan berbeda dgn film2 pd umumny..Memberi ketegangan dan rasa penasaran yg tnggi bagaimana akhir dr film tsb..
Pd dsr ny w mank ga sk ma sgala sesuatu yg berhub dgn sej..w jg ga tw bagaimana peristiwa yg sbnrny ttg nazi dan hitler..
Namun film ni,membuat org tdk s4 tuk mengedipkan mta maupun bernafas..
overall, it's great n coOl...
no regrets...