Selasa, 30 Juni 2009
Another Sucks Summer Movie
Yang semakin mengkukuhkan film tersebut sebagai film terburuk tahun ini adalah karena sambutan penonton yang sangat antusias menunggu film ini dan “tampaknya” menyukai film ini. Film ini sepertinya hanya dibuat untuk tujuan menipu penonton dengan visual effectnya yang saya akui sangat memukau (walaupun pada bagian menjelang akhir film ada beberapa detil robot yang dibuat tidak terlalu bagus) tetapi dengan jalanan cerita yang sangat-sangat sederhana dan tidak “nyambung”. Come man….visual effect yang bagus dapat gampang anda buat asalkan memiliki bujet yang besar tetapi untuk membuat sebuah jalan cerita?Di sini lah permasalahannya, untuk membuat sebuah jalan cerita yang bagus tidaklah segampang yang anda kira dibutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan belasan tahun untuk membuat sebuah cerita yang baik. Pernah dengar film yang rilis tahun lalu Tropic Thunder yang memiliki cerita yang unik? Ide film tersbut telah ada sejak 20 tahun lalu ketika sang sutradara Ben Stiller bermain sebagai figure di film Empire Of The Sun.
Dasar cerita memang menjadi kelemahan terdasar film Transformers kedua ini. Film ini sepertinya hanya mengulang cerita awal film Transformers yang pertama, kedua belah kubu (Autobots dan Decepticons) memperebutkan sebuah benda (film pertama memperebutkan the cube) untuk mencapai tujuannya masing-masing lalu kemudian pihak Autobots yang memenangi pertarungan meskipun mereka selalu kalah jumlah dan kekuatan. Judulnya juga mengundang pertanyaan, revenge of the fallen? Tetapi dengan durasi 2 jam 15 menit the Fallen hanya hadir beberapa menit dan kemudian dikalahkan dengan mudah oleh Optimus Prime, sepertinya karakter ini hanya penghibur belaka, dengan arti ada atau tidak adanya karakter ini tidak mempengaruhi keseluruhan cerita. Satu hal lagi yang saya benci dari film ini adalah adegan slowmotion yang dibuat terlalu berlebihan ala Michael Bay(sutradara film ini), adegan slowmotion itu membuat saya jijik dan sama sekali tidak membantu jalan nya cerita film ini.
Kesimpulannya film kedua ini sepertinya dipaksakan untuk dibuat dengan alur cerita yang diambil dari film pertama lalu ditambal sana sini lalu kemudian dengan sedikit trik untuk membohongi para penonton awam dengan menyaikan special effect yang memukau. Berhasil memang, dalam waktu 5 hari film ini sudah mengumpulkan 200 ratus juta dollar di Amerika Utara saja, cukup untuk menambal bujet film ini. Memang sangat besar ekspektasi masyarakat akan film ini, saya juga merasakannya ketika hendak membeli tiket film ini di Taipei, di mana saya kebagian tiket jam 19.30 padahal sudah datang ke bioskot sejak jam11 siang. Tapi sekali lagi film ini sama sekali tidak berseni dan tak layak anda membuang duit anda menonton film ini. Jika tidak percaya tontonlah dua kali dan engkau akan menemukan banyak sekali kelemahan film ini. Marilah berharap beberapa film blockbuster yang akan hadir seperti Ice Age: Dawn Of The Dinosaurs, Harry Potter and the Half Blood Prince dan GI Joe: The Rise Of The Cobra dapat menarik perhatian tidak hanya para penonton awam melainkan juga mendapatkan sambutan hangat dari para kritikus.
YOUR MOVIE SUCKS MICHAEL BAY !!!
By: Stephen Sim
Sabtu, 27 Juni 2009
The Last Air Bender
Lihat lah exclusive teaser trailer dari M.Night Shyalaman
Avatar:The Last Air Bender
Kamis, 18 Juni 2009
Rabu, 17 Juni 2009
Selasa, 16 Juni 2009
Senin, 15 Juni 2009
Minggu, 14 Juni 2009
Senin, 08 Juni 2009
Senin, 01 Juni 2009
Review Terminator Salvation
“TERMINATOR SALVATION” HAS BEEN TERMINATED FROMS THE BOX OFFICE
Hollywood mempunyai seribu satu cara untuk mempertebal pundi-pundi dollar mereka. Salah satu caranya adalah menghidupkan cerita lama yang dulu pernah menjadi hits, entah itu dijadikan sequel, prequel maupun me-reboot keseluruhan ceritanya. Setelah beberapa waktu lalu bioskop tanah air dipenuhi oleh “produk-produk lama” seperti Night at The Museum: Battle of Smithsonian, Angels and Demons, dan X-Men Origins: Wolverine, kini kembali bioskop tanah air akan disapa salah satu saga fiksi terlaris sepanjang masa, Terminator Salvation.
Dengan embel-embel ‘The End Begins’, seri terbaru dari saga Terminator ini memusatkan ceritanya pasca perang nuklir yang terjadi pada tahun 2003, perang antara kaum manusia dan para robot yang dikendalikan oleh Skynet pada tahun 2018. Perang yang sudah berkecamuk sekian lama membuat pemimpin kaum resistance (pemberontak) John Connor (Christian Bale) mulai putus asa untuk memenangi perang ini. Di tengah keputusasaan tersebut muncul sebuah harapan, kaum resistance menemukan sebuah sinyal yang diduga digunakan skynet dalam mengendalikan para robot tersebut. Logikanya jika dapat menguasai sinyal tersebut maka kaum resistance akan memenangi perang ini. Di tengah harapan yang melambung akan memenangi perang ini muncul sebuah list pembunuhan skynet yang didapatkan oleh intel kaum resistance, dalam list tersebut disebutkan bahwa pemuda tengil bernama Kyle Reese merupakan target utama pembunuhan Skynet. Kyle Reese (Anton Yelchin) sendiri merupakan seorang remaja calon resistance yang nantinya akan dikirim kembali ke masa lalu dan menjadi Ayah biologis dari John Connor, loh terdengar aneh?Tidak juga, karena bagi penggemar seri Terminator pasti sudah paham bahwa perjalanan waktu merupakan salah satu unsur terpenting dari kisah pertempuran antara manusia dan robot ini. Di sisi lain muncul seorang yang misterius bernama Marcus Wright (Sam Worthington), apakah ia merupakan kunci dari kemenangan perang ini?
Film ini memang sangat bagus dari segi efek yang disajikan, sutradara McG dengan pintar menguras warna filmnya lalu menggunakan stock film yang dipanaskan tiga kali dan diproses tiga kali sehingga gambarnya berbeda dan tajam. Sehingga dunia pasca perang nuklir terlihat sangat realitis. Spesial efek yang dikerjakan oleh pihak Industrial Light and Magic di film ini terlihat sangat bagus. Tetapi kelemahan utama film ini adalah dari cara McG menyutradarai film ini, inti cerita yang ingin disampaikan oleh film ini sudah cukup bagus tetapi gaya penyutradaraan McG yang sepertinya lebih mementingkan porsi actionnya dibandingkan ceritanya membuat film ini terasa ‘kosong’ sekali, sehingga terasa bahwa tidak ada satu pun hal yang hendak disampaikan film tersebut penting. Film yang berdurasi 2 jam ini seharusnya dapat diperpanjang menjadi 3 jam dengan pengembangan karakter yang lebih dalam lagi. Bukan hanya itu dari segi akting film ini juga sangat buruk terutama Christian Bale yang berperan sebagai John Connor, Bale gagal menghidupkan karakter John Connor, setelah tahun lalu bermain apik dalam The Dark Knight. Akting Bale tergeser oleh akting pendatang baru dari Australia, Sam Worthington (Marcus Wright) dan juga bintang muda Anton Yelchin (Kyle Reese) yang setidaknya dapat mencuri perhatian penonton. Tidak hanya dari segi kualitas yang dicarci oleh para kritikus film, film ini juga tidak dapat berbicara banyak di tangga box office. Minggu pertama perilisan langsung kalah saing oleh sebuah film sequel Night at The Museum: Battle of Smithsonian di tangga box office Amerika Serikat. Dipekirakan film ini hanya akan meraup angka mendekati 150 juta dollar di Amerika Serikat saja dari bujet film yang dipekirakan menyentuh angka 200 juta dollar. Kesimpulannya bagi penonton yang hanya mencari sebuah hiburan di akhir pecan film ini merupakan pilihan tepat, tetapi bagi fans dari seri Terminator bersiap-siap lah kecewa menonton seri terburuk dari semua seri Terminator.
“TERMINATOR SALVATION” YO’VE BEEN TERMINATED!!